MANUSIA BERMARTABAT DAN MANUSIA BUSUK

Manusia bermartabat itu berkata, "Lebih baik MATI dari pada BODOH." Baginya untuk apa HIDUP tetapi sebenarnya MATI. Mati dalam berfikir, berbicara, berkehendak dan bertindak. Lebih baik mati mulia, daripada hidup nista dalam alam KEBODOHAN.
Manusia busuk itu berkata, "Lebih baik BODOH dari pada MATI". Untuk itu ia siap menjelata sebagai hamba, tunduk merunduk bagaikan cecunguk. Selalu siap diarahkan bagaikan seekor kerbau dungu.

Bak seekor ular, dengan tak tahu malu, diam-diam ia berkelindan,bergerak licin di lumpur kebohongan, menjalar di antara tumpukan kepalsuan. Mulutnya mendesiskan kesepakatan jahat dan siap menganga untuk menyemburkan kata-kata berbisa atau retorika dusta. Lidah panjang bercabang, yang pekat dengan lendir kebohongan, siap terulur untuk menjilat telapak kaki, bahkan lobang pantat si orang kuat.

Tak ada lagi martabat atau harga diri. Semua itu sampah, yang nantinya dipakai dalam adegan berceramah atau khotbah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGKHOTBAH DAN BUDAK-BELIAN, NYANYIAN PARODI

RIWAYAT HIDUP DAN KARYA AUGUST FRIEDERICH ALBERT HARDELAND

BIAJU, NGAJU & DAYAK NGAJU (Bagian 1)