Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2022

Catatan Perjalanan

Gambar
KOPIAH TANPA AGAMA:   STRATEGI DAN ADAPTASI BUDAYA DI TANAH ANGKOLA (Oleh: Marko Mahin) Berkunjung ke Padangsidimpuan dan Sipirok, serta bertemu dengan sekelompok masyarakat yang menyebut dirinya orang Angkola, mengajar saya bahwa Batak itu tidak selalu keras, kasar, dan meledak-ledak, serta tidak harus beragama Kristen. Logat bahasa orang Angkola t erdengar lebih lembut bila dibandingkan orang Toba , namun terdengar lebih tegas jika dibandingkan dengan orang Mandailing. Orang Angkola umumnya beragama Islam dan sebagian kecil beragama Kristen. Masuknya agama Islam ke Padangsidimpuan dan Sipirok selain melalui jalur damai perdagangan juga melalui jalur pedang pasukan Padri. Agama Kristen masuk melalui jalur perkebunan kopi milik pemerintah kolonial Belanda. Gerrit van Asselt, seorang missionaris dari Jemaat Ermelo, Belanda, terlebih dahulu menjadi opkooper atau pembeli kopi di pasar Sipirok, sehingga dapat melakukan baptisan pertama atas dua orang Batak pada 1861. Hadirnya agama Isl