MENTALITAS SI PALUI : LEBIH BAIK BODOH DARI PADA MATI

Si Palui adalah sosok Pin-Pin Bo (Pintar-Pintar Bodoh) yang hidup dalam cerita jenaka orang Banjar. Selain sebagai cerita lucu, Si Palui juga merupakan cerminan karakter atau mentalitas seseorang yang cenderung pintar tapi bodoh. Karena itu, di kalangan penutur bahasa Banjar, ada satu kalimat yang menunjukkan tingkah laku, kararkter atau mentalitas ala Palui yaitu “mamalui”, contoh dalam kalimat, “Mamalui ja gawian sidin tu.”
Dalam beberapa cerita Si Palui digambarkan sebagai pribadi kocak, yang piawai membangun pembenaran-pembenaran atas kekonyolan yang ia lakukan. Salah satu cerita yang menunjukkan karakter itu adalah tentang bagaimana ia meminum air kobokan yang melahirkan filosofis melegenda ala Palui yaitu “Baik unda bungul dari pada unda mati” (Lebih baik aku bodoh dari pada aku mati). Agar semua kita bisa menikmati, cerita humor ini saya terjemahkan secara bebas ke bahasa Indonesia.
Si Palui diundang oleh tetangganya untuk menghadiri pesta makan syukuran setelah sembahyang Magrib. Ketika makanan sudah dihidangkan, si Palui kalap. Tanpa peduli dengan aturan dan tata-krama, ia cepat-cepat mencuci tangannya di mangkuk air atau kobokan. Kemudian ia makan dengan lahapnya hingga tersedak (keselek). Pada saat itu si Palui baru sadar bahwa tuan rumah masih belum menghantarkan air minum. Karena panik, akhirnya Palui meraih mangkuk kobokan dan meminum airnya sampai habis. Orang-orangpun berkata, “Hei bodoh sekali kamu Palui kenapa kamu minum air kobokan?”. Si Palui menjawab, “Baik unda bungul dari pada unda mati” (Lebih baik aku bodoh dari pada aku mati).
Palui sebagai cerita humor memang memang sangat menghibur, namun akan menjadi horor ketika menjadi karakter atau mentalitas yang merasuk kehidupan ini. Makan dengan rakus dan minum air kobokan adalah tindakan konyol yang sangat bodoh. Sebersih apapun air kobokan yang telah dipakai tetaplah air kobokan, air tempat kita melepaskan kotoran yang melekat di tangan. Penjelasan yang diajukannya pun bukanlah KEBENARAN tetapi PEMBENARAN.
Ada banyak kita melakukan “kekonyolan” bahkan “kebodohan”, kemudian membangun pembenaran seperti Palui. Di bawah tatapan mata banyak orang, tanpa malu-malu kita menegak air kobokan, dan kemudian dengan tanpa bersalah sedikitpun, dengan dada membusung, kepala mendongak dengan lantang berkata, "Lebih baik bodoh dari pada mati!". Dengan sok pintar kita menjelaskan bahwa yang kita lakukan itu tidak salah. Kemudian kita mendererkan kata: kepepet, terpaksa, demi ini, demi itu....yang adalah kata-kata PEMBENARAN bukan KEBENARAN.
Tidak ada keluhuran dan kemuliaan dalam diri seorang manusia yang mengakui dirinya "BUNGUL" atawa BODOH.
Jadi, mentalitas Si Palui adalah melakukan pembenaran terhadap kekonyolan dan kebodohan. Apakah engkau sudah Mamalui hari ini ???????

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGKHOTBAH DAN BUDAK-BELIAN, NYANYIAN PARODI

RIWAYAT HIDUP DAN KARYA AUGUST FRIEDERICH ALBERT HARDELAND

MENGENANG BETHABARA