BIAJU, NGAJU & OLOH NGAJU (Bagian 3)
BIAJU, NGAJU & OLOH NGAJU (Bagian 3) Para missionaris Jerman yang bertahun-tahun tinggal dan hidup di tengah-tengah orang Ngaju, juga tidak memakai istilah Biaju tetapi oloh Ngaju. Mereka lah yang kemudian mengintrodusir sebutan Ngaju atau oloh Ngaju. Hal itu dilakukan berdasarkan temuan mereka bahwa: pertama kata Biaju atau Bijaju bukanlah berasal dari orang Ngaju sendiri, tetapi dari orang luar, kedua orang Ngaju tidak menyebut dirinya Biaju tetapi mereka menyebut dirinya oloh Ngaju (Becker, 1849: 28). Kata “Ngaju” (ditulis dengan n kapital) dipakai sebagai kata benda bukan sebagai kata keterangan tempat atau kata sifat (yang ditulis tidak dengan n kapital). Schwanner (1853) memakai kata “orang Ngaju” untuk menyebut orang Dayak Ngaju. Kata ”Dayak”, yang dikemudian hari menjadi prefiks kata “Ngaju” sehingga menjadi “Dayak Ngaju”, pertama kali muncul pada tahun 1757 dalam tulisan J. D. van Hohendorff yang berjudul “Radicale Beschrijving van Banjermassing