BIAJU, NGAJU & OLOH NGAJU (Bagian 4)
BIAJU, NGAJU & OLOH NGAJU (Bagian 4) Di kalangan masyarakat Dayak Ngaju sendiri, pada mulanya kata “Dayak” sama sekali bukanlah nama etnis. Hardeland dalam kamus Dayak Ngaju-Jerman (1858) sama sekali tidak ada menyebutkan bahwa kata “Dayak” berarti “Suku bangsa di Kalimantan” seperti yang tercantum dalam kamus Dayak Ngaju- Indonesia pada masa kini (Bingan-Ibrahim, 1996: 56). Ia hanya memakai kata Dayak atau Dajacksch dalam artian nama etnis pada bagian judul saja. Judul kamusnya yang tersohor itu: Dajacksch-Deutsches Wรถrterbuch , dikritik oleh Schรคrer ([1946] 1963:1-2) sebagai tidak tepat dan menyesatkan, karena kamus itu hanya memuat perbendaharaan kata-kata dari satu kelompok Dayak tertentu saja, yakni Dayak Ngaju. Karena bagi Schรคrer, kata “Dayak” adalah istilah umum atau nama generik untuk menyebut semua penduduk asli pulau Kalimantan yang beragama Kristen dan Pagan (Kaharingan) tanpa melihat perbedaan adat-istiadat dan bahasa. Walaupun demikian, menurut Ukur