BUKIT TINDUH

BUKIT TINDUH:

(SEJARAH LAMA KOTA PALANGKA RAYA)

BUKIT HINDU adalah satu nama kawasan di kota Palangka Raya. Ada banyak orang yang sesat berpikir bahwa dinamakan demikian karena di wilayah itu terdapat Pura Hindu Bali.
Menurut Bapak TT Suan (2009) kawasan yang jalannya banyak menggunakan nama gunung ini pada mulanya oleh Bapak Tjilik Riwut diberi nama BUKIT TINDUH yang artinya kawasan yang indah-permai, sejuk dan asri. Pendapat ini sangat masuk akal mengingat kawasan tetangga dinamakan BUKIT RAYA yang artinya kawasan besar nan megah, BUKIT TUNGGAL yang artinya kawasan khusus tersendiri.
Perubahan itu terjadi saat dibuat Surat Keputusan tentang penetapan status tanah dan pemberian nama kawasan. Staff bagian ketik-mengetik berpikir nama BUKIT TINDUH itu salah tulis dan menggantikannya dengan nama BUKIT HINDU. Jadi nama itu sebenarnya lahir dari hiper-koreksi, keterlanjuran, tidak sempat diralat, hingga sekarang ini. Hal ini pernah terjadi dengan seseorang teman yang bernama KAHARAP dikoreksi menjadi HARAHAP.
Gauri Vdk Rampay (2019) pun berpendapat bahwa penamaan kawasan itu pada mulanya bukanlah Bukit Hindu. Ia merujuk pada percakapannya dengan mendiang Basir Ilas yang menyatakan bahwa pada mulanya kawasan itu oleh masyarakat Dayak Ngaju dinamakan BUKIT TANDU. Tandu dalam bahasa Dayak Ngaju artinya "kokokan ayam". Dinamakan demikian karena dari wilayah itu kerap kali terdengar kokokan ayam jantan walaupun tanpa penghuni.
Alexandra Binti (2019), juga berpendapat sama bahwa penamaan kawasan itu pada mulanya bukanlah Bukit Hindu. Ia mengajukan pendapat baru yaitu berdasarkan keterangan mendiang bapaknya Arthemas Binti (1927 - 2009, wafat pada usia 82 tahun) bahwa dulu pada awal pembangunan kota Palangka Raya di kawasan itu banyak ditumbuhi pohon HENDU, karena tanahnya agak tinggi maka dinamakan oleh masyarakat setempat BUKIT HENDU. Pendapat ini juga masuk akal karena mengikuti tradisi penamaan tempat (toponimi) orang Dayak yang selalu mengait-hubungkan dengan nama pohon yang banyak tumbuh di tempat itu, misalnya KERENG BANGKIRAI karena banyak ditumbuhi pohon Bangkirai.
Pendapat yang tidak masuk akal adalah menghubungkan penamaan kawasan BUKIT HINDU dengan kata HAINDU yang terkadang dilafalkan HINDU. Dalam bahasa Dayak Ngaju, HAINDU artinya memanggil seseorang dengan panggilan ibu (INDU) yang dianggapnya setara dengan ibu kandungnya. Contoh kalimat: “Ie santar haindu tuntang habapa dengan ikei awi ie mangkeme ikei indue tuntang bapae” (Ia selalu memanggil kami ibu dan bapa karena ia merasa kamilah ibu dan bapaknya). Bisa juga berarti mengangkat seseorang menjadi ibu angkat. Contoh kalimat: “Ie haindu dengan mina indu Jenta (Dia menjadikan Ibu Jenta sebagai ibu angkatnya).
Begitulah sepenggal sejarah kawasan pemukiman di Palangka Raya. [*MM*].

CATATAN: SAYA TIDAK MENGIZIN SIAPAPUN UNTUK MENERBITKAN TULISAN SAYA INI DI MEDIA MANAPUN, ATAU MENGALIHKANNYA KE BERBAGAI MEDIA LAIN MISALNYA YOU TUBE, TIK-TOK, INSTAGRAM DLL.. SILAKAN SHARE ATAU BERBAGI DENGAN MENEKAN TOMBOL SHARE.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGKHOTBAH DAN BUDAK-BELIAN, NYANYIAN PARODI

RIWAYAT HIDUP DAN KARYA AUGUST FRIEDERICH ALBERT HARDELAND

MENGENANG BETHABARA